Rabu, 01 Juni 2011

Kerajaan Bercorak Hindu-Budha di Asia Tenggara

klik judul untuk mendownload file lengkapnya

A. Latar Belakang
India (tak lupa Cina) memberikan pengaruh yang besar atas Asia Tenggara. Istilah yang secara umum disebut Hinduisasi tetapi di dalam kenyataannya tidak hanya Hindu yang berperan tetapi juga Budha, penggunaan yang begitu meluas arti kata Hindu bukan tidak ada bahayanya karena dalam penggunaan biasa istilah-istilah Hindu dan Buddhis terdapat perbedaan yang jelas. (Hall, 1988:13)
Terdapat beberapa pendapat yang mengungkapkan bagaimana masuknya kebudayaan India ke Asia Tenggara, pendapat pertama dibawa oleh golongan Ksyastria atau tentera iaitu golongan penakluk dari India, Kedua dibawa oleh pedagang atau vaisya, ketiga dibawa oleh golongan Brahmin atau pendita, Keempat menyatakan proses ini berlaku melalui pengambilan aspek kebudayaan India yang menarik dan disesuaikan dengan budaya tempatan. Para sejarawan setuju dengan pendapat keempat. Bukti kemasukan pengaruh kebudayaan India seperti Candi di Lembah Bujang ada ciri Hindu dan Buddha, Candi di Srivijaya ada ciri Buddha, Candi di Angkor ada ciri Hindu dan Buddha, dan Pada tahun 671 M I-Ching mencatatkan terdapat agama Buddha di Srivijaya.
Pengaruh India ini juga pasti merasuki bidang Politik yang terlihat munculnya kerajaan bercorak Hindu-Budha di Asia Tenggara dan jika kita merunut pengaruh ini pasti akan menemukan benang merah hubungan antara India dan Asia Tenggara.
Kuntowijoyo (2008: 19-20) di dalam bukunya Penjelasan Sejarah (Historical Explanation) mengungkapkan bahwa seperti angin yang mengalir tanpa henti di atas bukit , lembah, dan lautan, sejarah terus menerus bergerak di dalam waktu. Kebudayaan-kebudayaan hidup dan mati, pemikiran-pemikiran muncul, kota-kota tumbuh, penduduk bertambah, kerajaan-kerajaan timbul dan tenggelam, perang-perang terjadi, perdagangan meluas dan seterusnya dan sejarawan ingin membuat waktu yang terus menerus bergerak tanpa henti itu menjadi dapat dipahami (Intelligible) dengan membaginya dalam unit-unit waktu, dalam sekat-sekat, dalam babak-babak, dalam periode-periode. Dengan kata lain, sejarawan melakukan klasifikasi atas waktu, sejarawan membuat periodisasi.
Periodisasi yang meskipun hanya sebagai produk pemikiran sejarawan, tidaklah diputuskan secara semena-mena. Periodisasi adalah hasil pemikiran komparatif antara satu periode dengan periode lainnya setelah sejarawan melihat ciri khas suatu kurun sejarah. Selebihnya sejarawan juga menandai adanya perubahan penting yang terjadi dari periode sejarah yang satu ke periode sejarah berikutnya.
Berpijak dari pemikiran Kuntowijoyo di atas, penulis mencoba untuk membuat sebuah periodisasi sendiri tentang Kerajaan bercorak Hindu-Budha di Asia Tenggara yang didasarkan pada kemunculan atau berdirinya suatu kerajaan tersebut, yakni seperti bagan di bawah ini dengan hukum Law of Superposition:
Masa
Kerajaan Yang Dibahas
Waktu
Kerajaan Bercorak Hindu-Budha Di Asia Tenggara Abad X-XVI
Ayuthia
Abad XIV (1350-1545 M)
Sukhotai
Abad XIII
Pagan
Abad XI (1044)
Dai-Co-Viet (Annam & Tonking)
Abad X (939)
Kerajaan Bercorak Hindu-Budha Di Asia Tenggara Abad VI-IX
Kamboja Angkor
Abad IX
Nanchou
Abad VII
Pyu
Abad VII (638 M)
Chenla (Kambujadeca)
Abad VI (550 M)
Kerajaan Bercorak Hindu-Budha Tertua Di Asia Tenggara
Lin-Yi (Champa)
Abad III (268 M)
Funan
Abad II

Di dalam bagan ini penulis tidak menyertakan bukti-bukti yang ada seperti kenapa penulis menyebut Funan mulai berdiri atau muncul pada abad II atau Lin-Yi penulis sebut mulai berdiri pada abad III dan seterusnya karena akan penulis bahas di bab-bab berikutnya tapi penulis akan memberikan alasan mengapa penulis membuat periodisasi seperti ini, alasan yang pertama dan sedikit ilmiah karena penulis melihat antara Funan dan Lin-Yi merupakan dua buah kerajaan yang tidak bisa dipisahkan sejarahnya karena ketika Fan-Hsun berkuasa, dia membuat persekutuan dengan Fan Hsiung yang naik tahta Lin-Yi (Champa) dalam tahun 270 M dan harus mengikuti persekutuannya dalam perang 10 tahun melawan Chiao-chi (Tongking), (Hall, 1988: 28-29). Alasan yang kedua adalah penulis melihat disini pasti ada perubahan dan keruntuhan masa hindu-budha di Asia Tenggara yang kami usulkan tahun 1545 yaitu saat nama Ayuthia tidak terdengar lagi dalam panggung sejarah.
Penulis akan membatasi kajian hanya pada masalah politik saja seperti muncul, perkembangan, hubungan dengan kerajaan lain, dan keruntuhan kerajaan tersebut. Penulis tidak berlandaskan pada history is the totality of past human actions tetapi lebih pada apa yang diungkapkan Sir John Seley di dalam bukunya The Expansion Of England yaitu History is the past of politics and the politics is the present history, maka dari sini jelas bahwa penulis akan membahas tentang permasalahan politik serta akan sedikit disinggung mengenai kebudayaan.
Berawal dari beberapa uraian di atas penulis ingin menyajikan sebuah materi yang sedap untuk dilahap para pecinta sejarah yang penulis beri judul ”Kerajaan Bercorak Hindu-Budha di Asia Tenggara”.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Bagaimana keadaan politik kerajaan bercorak Hindu-Budha tertua di Asia Tenggara?
2.      Bagaimana keadaan politik kerajaan bercorak Hindu-Budha di Asia Tenggara Abad VI-IX?
3.      Bagaimana keadaan politik kerajaan bercorak Hindu-Budha di Asia Tenggara Abad X-XVI?
C.  Tujuan Penulisan
Dari permasalahan diatas penulis mempunyai tujuan, yaitu:
1.      Mendeskripsikan keadaan politik kerajaan bercorak Hindu-Budha tertua di Asia Tenggara
2.      Mendeskripsikan keadaan politik kerajaan bercorak Hindu-Budha di Asia Tenggara Abad VI-IX
3.      Mendeskripsikan keadaan politik kerajaan bercorak Hindu-Budha di Asia Tenggara Abad X-XVI.




Untuk lebih lanjutnya…….
1.    Pastikan anda menjadi pengikut blog ini
2.    Kirim email ke: sangajimbojo@gmail.com atau ranggambojo@ymail.com
3.    Gabung di facebook dengan alamat email di atas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar