Rabu, 01 Juni 2011

Budaya “Wati Pehe” Dalam Masyarakat Bima Menghadapi Upaya Pendidikan Seksual Untuk Remaja

klik judul untuk mendownload file lengkapnya

Kata kunci   :    Budaya “wati pehe”, Masyarakat Bima, Pendidikan Seksual, Remaja.

Maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja akhir-akhir ini, antara lain disebabkan kurangnya pengetahuan mereka tentang pendidilan seks yang jelas dan benar. Seks merupakan salah satu kenikmatan hidup yang paling kontroversial. Seks mempunyai makna yang luas berdimensi biologis, psikologis, dan sosiokultural. Seks bebas adalah hubungan seks antara dua individu tanpa ikatan perkawinan. Pendapat yang paling ekstrim menganggap semua aktivitas seksual apabila pikiran mengarah ke hubungan seks merupakan seks bebas. Seks merupakan salah satu kenikmatan hidup yang paling kontroversial. Seks mempunyai makna yang luas berdimensi biologis, psikologis, dan sosiokultural. Seks selalu menarik untuk diwacanakan dan dipraktekkan, tapi selalu  menimbulkan kontradiksi di masyarakat. Sementara itu kasus-kasus akibat seks bebas terus muncul.
Remaja merupakan usia yang paling rentan terkena masalah seksual. Hal ini, selain karena faktor internal remaja yang sedang megalami pubertas juga disebabkan oleh dampak dari modernisasi, yang bila ditinjau dari kesiapan dari masyarakat Indonesia melalui konsolidasi budaya dengan usaha untuk memperkuat dan mempertahankan tradisi tanpa sikap tradisional (pandangan sempit kedaerahan yang membuat masyarakat tersebut menjadi terbelakang sehingga terlindas oleh roda globalisasi dan modernisasi), seperti halnya juga budaya “wati pehe” yang senantiasa dipakai oleh masyarakat Bima bagi hal-hal yang dianggap tabu, sehingga justru memberikan rasa penasaran terutama bagi para remaja yang selalu diliputi oleh rasa ingin tahu, bukannya penjelasan dan rahan yang sebenarnya justru lebih dibutuhkan.Oleh sebab itu budaya “wati pehe” ini harus segera dimodifikasi, sehingga hal-hal yang dianggap tabu seperti halnya masalah seks mendapatkan tempat dan perhatian terutama oleh orang tua, masyarakat, maupun sekolah untuk bersedia memberikan penjelasan  tentang seks dengan berbagai dampaknya terutama bagi para remaja yang sangat rentan untuk terjerat dalam perilaku seks bebas, karena pendidikan seks maupun reproduksi sehat pada dasarnya perlu untuk anak remaja, dan penyampaiannya menjadi tanggungjawab keluarga, masyarakat dan sekolah.
Dalam hal seks bebas yang banyak tejadi dikalangan remaja sekarang ini, pola pikir yang menganggap masalah seks itu tabu (pola pikir kolot) untuk dibicarakan apalagi dipelajari harus dibuang jauh-jauh. Pengetahuan seks sangat diperlukan dalam hal ini dalam menyampaikan pendidikan seks dan reproduksi sehat ini kepada anak, sehingga nilai-nilai budaya kita yang menjunjung tinggi kesopanan dapat dijadikan sebagai filter bukan malah sebagai batu sandung. Dan juga diharapkan dapat memberikan gambaran tentang dampak negatif dari seks bebas sangat besar bila dibandingkan dengan kepuasan sesaat yang didapat.


Untuk lebih lanjutnya…….
1.    Pastikan anda menjadi pengikut blog ini
2.    Kirim email ke: sangajimbojo@gmail.com atau ranggambojo@ymail.com
3.    Gabung di facebook dengan alamat email di atas

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar