Rabu, 01 Juni 2011

Pengaruh Letak Dan Kondisi Geografis Terhadap Munculnya Sriwijaya Sebagai Sebuah Emporium Penting Pada Sekitar Abad Ke-7 M

klik judul untuk mendownload file lengkapnya

Kepulauan yang terletak antara benua Asia dan Australia sering diungkapkan sebagai jembatan di antara benua tersebut. Ungkapan tersebut didapat dari hasil penelitian masa lampaunya. Hasi penelitian prasejarah menunjukkan bahwa di masa lampau sebagaian suku bangsa telah memasuki kepulauan ini dari Asia Tenggara. Mereka menyeberangi lautan yang memisahkan kepulauan Indonesia dengan daratan Asia. Ada yang datang dari daratan Indocina dan menyebar di Indonesia bagian barat dan ada pula yang melalui kepulauan Filipina menyebar di Indonesia bagian timur. Sebagian dari bangsa-bangsa itu kemudian menyebar di pulau-pulau di Pasifik dan Australia.
Kepulauan Indonesia terletak antara 5o-54’ LU dan 11o LS, serta 95o-01’ BT dan 141o-02’ BT. Olek karena itu masuk wilayah katulistiwa dan di daerah hembusan angin Indo-Australia. Ciri-ciri iklimnya ialah berhawa tropis dengan curah hujan yang tinggi pula. (Poesponegoro & Notosusanto, 1992 : 1)
Keadaan angin yang dipengaruhi oleh angin musim menyebabkan adanya dua musim kemarau dan penghujan. Panjang pendek musim itu berbeda-beda menurut letak daerahnya di kepulauan Indonesia. Setelah itu panjang pendeknya musim tidak selalu sama tiap tahunnya. Adanya dua musim sebagai gejala tetap dalam iklim, berpengaruh pada berbagai aspek dalam kehidupan penduduk Indonesia. Misalnya pola pertanian dan pelayaran dan aspek-aspek lain yang dipengaruhi iklim. Angin musim jelas berpengaruh pada pola pelayaran pada gilirannya turut mempengaruhi berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh para pelaut. Misalnya penangkapan ikan, dan yang lebih penting lagi perdagangan, termasuk pelayaran perdagangan dari dan ke Indonasia.
Selain menjadi jembatan antara benua Asia dan Australia, kepulauan Indonesia juga terletak pada jalur perdagangan antara dua pusat perdagangan jaman kuno, yaitu India dan Cina. Letaknya dalam jalur perdagangan internasional ini besar pengaruhnya pada perkembangan ekonomi di daerah tersebut. Hal ini nampak ketika sekitar abad ke-7 M muncul kerajaan Sriwijaya di Nusantara yang terletak di Pulau Sumatra. Kerajaan Sriwijaya merupakan kekuasaan terbesar di Asia Tenggara, menggantikan kedudukan Karajaan Funnan di Indocina yang pada masa sebelumnya merupakan kerajaan maritim yang sangat berpengaruh atas wilayah Asia Tenggara.
Suatu negara dapat berkembang apabila keadaan ekonomi dari masyarakat tersebut barjalan dengan teratur. Kerajaan Sriwijaya mampu mengoptimalkan letaknya yang strategis dengan memantapkan posisinya sebagai sebuah emporium bagi perdagangan antara barat (India, Arab, dan Eropa) dan timur (Nusantara dan Cina).
Sriwijaya diketahui luas merupakan kerajaan maritim terbesar di Indonesia yang pernah berjaya di masa lampau. Di dalam peta sejarah Asia Tengga lama, nama Sriwijaya nyaris menjadi mitos dari sebuah kebesaran dan keagungan. Selain dikenal dengan potensi lautnya yang besar, nama Sriwijaya juga terdengar harum karena keterbukaannya kepada dunia luar. Reputasi Sriwijaya sebagai kerajaan yang berbudaya tinggi juga di kenal luas, karena Sriwijaya lah untuk pertama kalinya agama Budha berkembang pesat.
Yang harus kita ketahui adalah bagaimana Kerajaan Sriwjaya mampu tumbuh dan berkembang menjadi sebuah kerajaan maritim yang sangat besar pada masanya, terutama bila ditinjau dari pengaruh-pengaruh keadaan geografinya. Semua hal tersebut akan dijelaskan dalam modul dengan judul Pengaruh Letak Dan Kondisi Geografis Terhadap Munculnya Sriwijaya Sebagai Sebuah Emporium Penting Pada Sekitar Abad Ke-7 M” ini.




Untuk lebih lanjutnya…….
1.    Pastikan anda menjadi pengikut blog ini
2.    Kirim email ke: sangajimbojo@gmail.com atau ranggambojo@ymail.com
3.    Gabung di facebook dengan alamat email di atas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar