Rabu, 01 Juni 2011

Hilangnya Budaya Rimpu Bima Akibat Perkembangan Jaman Dan Modernisasi

klik judul untuk mendownload file lengkapnya

A. Latar Belakang
            Masyarakat Bima yang sekarang kita kenal merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air. Akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang lebih dominan adalah berasal dari imigrasi yang dilakukan oleh etnis di sekitar Bima. Karena beragamnya etnis dan budaya yang masuk di Bima, maka tak heran agama pun cukup beragam meskipun 90% lebih masyarakat Bima sekarang beragama Islam.
            Dana Mbojo (Bima) merupakan suatu daerah yang kaya akan budaya dan adat-istiadat, yang merupakan ciri khas dari masyarakat Bima itu sendiri. Tetapi dewasa ini adat-istiadat tersebut perlahan-lahan mulai luntur, dan sulit untuk ditemukan. Sehingga tidak mengherankan banyak anak-anak atau para remaja Bima yang tidak mengetahui buadayanya sendiri. Keadaan ini tentu sangat memperihatinkan, karena adat-istiadat dan budaya yang diwariskan secara turun temurun tersebut tak ternilai harganya. Akan sangat sangat disayangkan bila harus hilang begitu saja, karena adat-istiadat dan budaya merupakan ciri khas suatu suku. Dan Indonesia merupakan bangsa yang terkenal karena kaya akan adat-istiadat yang berbeda pada tiap-tiap daerah dan suku. Salah satu yang menjadi sorotan dari adat-istiadat masyarakat Bima yang sekarang mulai memudar dan berangsur-angsur hilang adalah budaya rimpu. Budaya rimpu merupakan cara berpakaian yang merupakan ciri khas masyarakat Bima. Rimpu adalah juga sebuah identitas.
Paling tidak ada beberapa alasan mendasar bagi keharusan terjaganya rimpu dari pengikisan budaya oleh kecenderungan globalisasi, modernisasi, dan sekularisasi. Rimpu juga adalah sebuah bentuk pakaian yang sopan. Tentu makna kesopanan sangat relatif tergantung bagaimana masyarakat setempat memaknainya, seperti contoh pada suku Asmat di Irian Jaya, kesopanan tidak dinilai dari pakaian. Wanita dan laki-laki bebas bertelanjang dan hanya satu bagian saja dari tubuh mereka yang terbalut pakaian. Itulah yang disepakati oleh mereka. Tapi fakta tersebut tentu saja suatu perkecualian. Pada konteks Indonesia secara umum, Bima khususnya, kesopanan masih juga dinilai, salah satunya, dari cara berpakaian dan berpenampilan. Oleh sebab itu untuk menemukan sebab-sebab pudarnya rimpu yang merupakan adat dan ciri khas dan lambang dari masyarakat Bima yang sangat menjujung tinggi nilai kesopanan, maka disusunlah mekalah ini.

B. Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah struktur sosial dari masarakat Bima?
2.    Manfaat dan peran budaya “rimpu” dalam keseharian masyarakat       Bima?
3.    Apakah yang menjadi sebab-sebab pudarnya budaya “rimpu” di          kalangan masayarakat Bima dewasa ini?

C. Tujuan
1.    Menguraikan struktur sosial dari masarakat Bima.
2.    Menjelaskan manfaat dan peran budaya “rimpu” dalam keseharian    masyarakat Bima.
3. Menjelaskan sebab-sebab pudarnya budaya “rimpu” di kalangan           masayarakat Bima dewasa ini.




Untuk lebih lanjutnya…….
1.    Pastikan anda menjadi pengikut blog ini
2.    Kirim email ke: sangajimbojo@gmail.com atau ranggambojo@ymail.com
3.    Gabung di facebook dengan alamat email di atas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar