Rabu, 01 Juni 2011

Peralihan Sistem Perekonomian Indonesia Sebelum dan Sesudah Memperoleh Pengaruh Hinduisme (Awal Tarikh Masehi - Abad XV)

klik judul untuk mendownload file lengkapnya

A.    Latar Belakang
Sejarah perekonomian menjelaskan mengenai perubahan secara ekonomis suatu bangsa dari waktu ke waktu. Bagaimana manusia menghadapi banyak pilihan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dari satu zaman ke zaman berikutnya merupakan masalah utama sejarah perekonomian. Perjuangan manusia untuk menentang kemiskinan yang diartikan sebagai perjuangan untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang ekonomi dan barang-barang ekonomi dengan menggunakan cara-cara baru yang sebelumnya tidak pernah ada, secara ekonomis perjuangan tesebut adalah sejarah ekonomi. Namun sejarah perekonomian dalam arti yang sebenarnya baru timbul apabila perjuangan itu telah menyebabkan terjadi perubahan penting dalam tingkat kemakmuran atau terorgnisasinya pemenuhan kebutuhan sebagai akibat adanya faktor-faktor seperti pertambahan penduduk, semakin sempitnya tanah pertanian, munculnya bahaya kelaparan, ditemukannya daerah baru yang kaya akan barang tambang, dsb.
Sejarah perekonomian Indonesia menunjukkan suatu motif dasar masyarakatnya dalam kelompok kecil yang cenderung “primitif” inilah yang tetap menjadi inti kegiatan ekonomi di tengah-tengah segala perubahan yang berlangsung berabad-abad di Indonesia (kehidupan desa).
Ciri utama yang membedakan perekonomian Indonesia dibanding sejarah perekonomian Eropa  Barat dan Tengah pada zaman kuna adalah perkembangan individualisme. Di Indonesia tanah atau lahan perladangan adalah milik kolektif atau penguasa. Rumah tangga tertutup bertahan dalam jangka waktu yang lama karena sikap hidup kolektif yang sangat kental, sedangkan di Eropa Barat seperti di Jerman kuna telah memiliki ladang secara individual. Rumah tangga tertutup berkembang karena didukung oleh sikap hidup yang terbuka dan adanya persaingan.
Sebelum kedatangan pengaruh Hindu, orang-orang Jawa telah mengenal logam, mengenal navigasi, dan telah mengenal pula sistem persawahan. Tingkat kebudayaan yang demikian itu menunjukkan adanya hubungan lalu-lintas dengan bangsa lain. (Bachri, 2005: 15)
Karena memperoleh pengaruh peradaban Hinduisme terjadi perubahan kehidupan rumah tangga desa, yaitu dengan hadirnya seorang raja, desa yang sebelumnya hanya berproduksi sebatas hanya untuk memnuhi kebutuhan desanya sendiri kemudian berkembang menjadi desa yang juga harus mencukupi kebutuhan raja melalui pembayaran upeti.
Di dalam faham Hindu, raja memiliki hak hidup dan hak milik rakyatnya. Hal ini yang kemudian diperkuat dengan system kasta, yang diperkuat lagi dengan system Syivaisme, dimana raja dianggap sebagai titisan atau ingkarnasi dewa. Kekuasann raja sebatas pada wilayah yang terjangkau dalam wilayah kekuasaannya, sedangkan di luar itu diserahkan pada raja-raja vasalnya.
Masyarakat agraris Indonesia dapat di sejajarkan dengan masyarakat agraris Eropa pada abad pertengahan bila ditinjau dari stratifikasi sosialnya. Keduanya merupakan masyarakat petani, belum memiliki kelas pedagang besar yang kapitalis, kelas bangsawan dan rohaniawan yang memiliki keuasaan di atas masyarakat petani desa, adanya tanah-tanah jabatan, kewajiban petani melakukan kerja wajib untuk kepentingan kerajaan, penyerahan sebagian hasil panen, serta penyalah-gunaan kekuasaan oleh golongan yang berkuasa.
Selanjutnya pada masa masuknya pengaruh Islam tidak terlalu membawa perubahan yang berarti bagi kehidupan ekonomi Indonesia, tetapi membuat semakin banyaknya wilayah Indonesia yang terlibat dalam perdagangan internasional, yang ditandai dengan perkembangan yang pesat dalam perdagangan antara tahun 1400-1900.
Van Leur (dalam Bachri, 2005: 19) berpendapat bahwa perdagangan Indonesia di zaman kuna ini juga diselenggarakan oleh golongan saudagar pemilik modal dan saudagar keliling. Sebagaimana yang terjadi di berbagai wilayah di dunia ini, golongan raja dan kepala negeri memiliki pengaruh yang besar dalam perdagangan. Bagi Van Leur, salah satu kunci untuk mendapatkan gambaran mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan perdagangan kuna baik Asia maupun Indonesia adalah memahami kedudukan raja-raja serta kepala-kepala negeri yang demikian penting, seperti: penarikan bea-cukai, hak “paksaan menimbun barang”,  pemilikan “hak beli utama”, monopoli jenis barang perdagangan tertentu, keberlangsungan perdagangan kala-kala, pemilikan kapal-kapal dagang, permodalan dan pelayaran perdagangan, pemberlakuan “hak tawan karang” dan pada perompakan laut.
Selain itu tentang sejarah bangsa Indonesia, menarik sekali untuk dibahas mengenai topik kemajuan teknologi kemritiman zaman Indonesia kuna, seperti pada zaman Sriwijaya  yang sampai sekarang masih ada sisa-sisanya pada beberapa suku bangsa di daerah Sulawesi Selatan (dalam hubungan ini keberhasilan perahu “Amanna Gappa” sampai ke Madagasakar) mestinya bisa menjadi salah satu topik yang menarik dalam pelajaran sejarah. Menarik juga untuk dibahas topik-topik mengenai teknologi pembuatan saluran air (untuk irigasi maupun pelayaran) pada zaman Airlangga atau zaman Majapahit (belakangannya disinyalir ibu kota Majapahit memiliki jaringan saluran air yang cukup kompleks). Hal ini juga akan terkait dengan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia pada masa itu.(Widja, 2002: 48-49)
Berpijak dari hal-hal di atas maka penulis merasa penting kiranya untuk mengkaji tentang kehidupan sosial-politik masayarakat Indonesia pada sebelum dan sesudah memasuki zaman kerajaan terhadap kaitannya dengan kegiatan ekonomi masyarakatnya dengan mengambil judul Peralihan Sistem Perekonomian Indonesia Sebelum dan Sesudah Memperoleh Pengaruh Hinduisme (Awal Tarikh Masehi - Abad XV), karena sesungguhnya sejarah ekonomi, sosial, maupun politik dalam pengkajiannya saling berkaitan dan mempengaruhi serta melengkapi antara satu dengan yang lainnya.  
                
B.     Rumusan Masalah
1.       Bagaiamana perekonomian Indonesia sebelum masuknya pengaruh Hinduisme (Ekonomi Desa)?
2.        Bagaimana perekonomian Indonesia setelah masuknya pengaruh Hinduisme (Ekonomi Kerajaan)?
3.       Bagaimana  komparasi dan  apa arti penting peralihan sistem perekonomian Indonesia dari ekonomi desa menjadi ekonomi kerajaan?

C.    Tujuan
1.       Memberikan gambaran tentang perekonomian Indonesia sebelum masuknya pengaruh Hinduisme (Ekonomi Desa).
2.       Memberikan gambaran tentang perekonomian Indonesia setelah masuknya pengaruh Hinduisme (Ekonomi Kerajaan).
3.       Menjelaskan komparasi dan memaparkan  arti penting peralihan sistem perekonomian Indonesia dari sistem  ekonomi Desa menjadi sistem ekonomi Kerajaan.




Untuk lebih lanjutnya…….
1.    Pastikan anda menjadi pengikut blog ini
2.    Kirim email ke: sangajimbojo@gmail.com atau ranggambojo@ymail.com
3.    Gabung di facebook dengan alamat email di atas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar