Rabu, 01 Juni 2011

Candi Gunung Kawi & Aspek Kesejarahannya

klik judul untuk mendownload file lengkapnya
 
A.    Latar Belakang
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah kegiatan perkuliahan yang dilakukan di luar kampus. Kuliah Kerja Lapangan menggabungkan peran serta antara mahasiswa dan dosen pembimbing untuk bersama-sama melakukan pangamatan (observasi) langsung terhadap obyek yang dijadikan sasaran, akan menjadikan mahasiswa mendapatakan pengalaman langsung yang sangat berguna untuk membuktikan dan mengembangkan lebih lanjut dari teori awal yang telah didapatkan dari bangku perkuliahan. Kuliah Kerja Lapangan diharapkan dapat menambah daya kritis analisis mahasiswa terhadap benda-benda peninggalan sebagai bahan penyusunan materi pelajaran sejarah.
Berpijak pada pemikiran di atas, maka melalui Kuliah Kerja Lapangan yang dilakukan secara terintegrasi sangat diperlukan guna melacak peninggalan-peninggalan sejarah dalam bentuk fisik yang banyak terdapat di lapangan, dan juga untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang menjadi bahan kajian sejarah terutama yang terdapat di Bali sebagai lokasi yang menjadi tujuan Kuliah Kerja Lapangan terintegrasi ini. Bali dikenal sebagai daerah pariwisata sebagian dikarenakan banyak obyek-obyek peninggalan kesejarahan terutama yang berasal dari masa Hindu-Budha. Salah satu benda peninggalan Hindu-Budha yang terdapat di Bali adalah Candi Gunung Kawi, yang merupakan kompleks candi yang dipahatkan pada gunung (batuan padas). Keberadaan Candi Gunung Kawi ini mempunyai arti penting  bagi masyarakat bahkan sampai sekarang ini. Selain keindahannya sehingga menjadi salah satu obyek pariwisata yang terkenal di Bali, Candi Gunung Kawi juga mempunyai arti kesejarahan yang masih banyak menimbulkan tanda tanya sehingga muncul berbagai penafsiran tentang sejarah candi ini. Candi Gunung Kawi ini diperkirakan telah mulai dibangun sejak masa pemerintahan Raja Udayana Warmadewa, yang merupakan salah satu raja Bali dari wangsa Warmadewa yang tersohor. Yang kemudian dilanjutkan oleh kedua anaknya, yaitu Raja Marakata dan berhasil diselesaikan pada masa pemerintahan Raja Anak Wungsu.
Seperti yang dijelaskan di atas, walaupun banyak prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Anak Wungsu, namun tidak ada yang memberikan keterangan tentang keberadaan Candi Gunung Kawi ini. Hal ini menyebabkan dalam menyusun sejarah dari candi ini banyak berdasarkan tafsiran-tafsiran, sehingga sangat menarik untuk kembali mengakaji tentang sejarah dari Candi Gunung Kawi ini. Oleh sebab itu, terkait dengan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan Terintegrasi yang menjadikan Bali sebagi daerah tujuan, maka yang menjadi bahasan di sini adalah salah satu obyek observasi, yaitu Candi Gunung Kawi terutama yang terkait dengan aspek kesejarahannya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah deskripsi dari obyek Candi Gunung Kawi?
2.      Bagimanakah aspek kesejarahan dari Candi Gunung Kawi?
C.    Tujuan
1.      Mendeskripsikan tentang Candi Gunung Kawi.
2.      Menjelaskan aspek kesejarahan dari Candi Gunung Kawi.
D.    Metode Pengumpulan Data
1.      Pengkajian Teoritis (Literatur)
Pengkajian terhadap literatur secara teoritis akan dapat memberikan gambaran terhadap obyek yang akan dikaji, yang dalam hal ini adalah Candi Gunung Kawi. Sehingga memiliki konsep awal terhadap obyek yang akan dikaji tersebut.
2.      Pembekalan
Dengan pemberian materi dari pembimbing, sebagai orientas awal berupa pengetahuan terhadap Candi Gunung Kawi yang akan dikaji.
3.      Pengamatan Obyek (Observasi)
Dengan melakukan pengamatan (observasi) langsung terhap obyek yang akan dikaji (Candi Gunung Kawi), maka akan dapat mendeskripsikan obyek tersebut. Dan diharapkan agar dapat menerapakan pengetahuan awal yang dimiliki, guna mencari pemahaman secara mendalam dan obyektif.




Untuk lebih lanjutnya…….
1.    Pastikan anda menjadi pengikut blog ini
2.    Kirim email ke: sangajimbojo@gmail.com atau ranggambojo@ymail.com
3.    Gabung di facebook dengan alamat email di atas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar