Rabu, 01 Juni 2011

UAS Sejarah Eropa

klik judul untuk mendownload file lengkapnya

1.       Revolusi Prancis:
a.       Peran golonan borjuis dalam transformasi di Eropa khududnya di Prancis pada abad ke-19 adalah menurut Kuntowijoyo dalam bukunya Peran Borjuasi dalam Transformasi Eropa, “bukan proletariat yang radikal, tapi borjuasi”. Dalam buku ini dapat disimpulkan bahwa awal kebangkitan pemikiran, ekonomi, politik, dan perluasan pengaruh borjuasi di dua negara Eropa Daratan yang dikenal radikal, yakni Inggris dan Prancis, serta bagaimana kelas menengah (middle class) ini berhasil dengan gemilang meruntuhkan susunan masyarakat Zaman Pertengahan beserta nilai-nilainya.
            Kita tahu, sebelum abad 17, Zaman Pertengahan dikuasai oleh sistem feodalisme dan sistem manor. Yang pertama dipergunakan oleh penguasa (dan disokong kaun rohaniawan) untuk membentengi kekuasaannya dan yang kedua dipergunakan oleh bangsawan dan tuan tanah untuk menekuk petani garap.
            Dalam kasta dan aristokrasi absolut ini borjuasi belum muncul sebagai kelas yang signifikan secara politik. Mereka terlempar di luar kategori sistem feodal (lord, vassal, fief). Sejenis borjuasi kecil (petit bourgeoisie) belaka. William Shakespeare menunjuk mereka sebagai “Merchant of Venice”. Sekelompok manusia yang tak peduli pada apa pun, selain keuntungan niaga. Karena itu mereka ditolak habis-habisan oleh kanon gerejawi Zaman Pertengahan karena spirit niaga absolut mereka dianggap membahayakan keselamatan ruhani manusia.
            Awal bangkitnya borjuasi ditandai dengan penguasaan mereka atas semua kota dan pemberian status istimewa kepada mereka sebagai third estate di luar common law yang tak lain adalah bagian dari sistem feodal. Dengan status baru itu, pertama-tama mereka merancang perjuangan menolak gereja untuk menguasai pasar secara total. Disusul kemudian kota-kota hunian mereka menuntut suatu lex mercatoria (hukum niaga baru) sebagai ganti feudal law.
            Hukum yang berisi imunitas niaga ini tidak muncul begitu saja, melainkan hasil tukar guling akibat meluasnya Perang Salib. Saat itu negara dan gereja membutuhkan dana gigantis. Dan satu-satunya alternatif yang mampu menyiapkan dana sebanyak itu hanyalah kaum borjuasi.
Nah, dari perkawinan haram dan darurat itu lahir kemudian national citizen class yang kemudian membuahkan dua revolusi akbar yang mengubah Eropa seluruhnya, yakni Revolusi Prancis dan Revolusi Industri (Inggris).
            Tak hanya aristokrasi rontok dalam dua revolusi itu, tapi juga merombak semua susunan nilai tradisional secara signifikan: dari jus naturae ke national sovereignity; dari peran tuan tanah kaum gereja, dan ksatria ke kaum banker, pedagang, dan pengusaha; dan dari social inisiative dan social control ke individual inisiative dan individual control.
            Selain itu kanon ajaran Zaman Pertengahan ihwal kepercayaan tentang dosa asal (original sin) digeser menjadi kepercayaan pada kemajuan (progress). Bagi kaum borjuis, cita-cita tentang kebahagiaan di hari kemudian, takdir dan kejatuhan manusia merupakan hambatan determinan bagi cita-cita kemajuan.
Karena itu dengan filsafat liberalisme yang diusungnya kaum borjuasi mempraktikkan sistem negara sekuler di mana politik dibebaskan dari teologi. Moralitas tak lebih dari-pinjam istilah Imamnuel Kant—sebagai categorical imperative semata. Agama diganti dengan akal.
            Selain melahirkan Political Religion, liberalisme borjuasi juga melahirkan ide gemilang sepanjang abad ini, yakni demokrasi dan hak asasi manusia. Petition of Right (1628) dan Bill of Right (1789) di Inggris hingga Declaration of Independence Amerika (1776) dan Declaration of Right Prancis (1789), adalah sebagian kecil dokumen-dokumen penting dan otentik yang menjadi lembar emas liberalisme borjuasi.
            Praktik imperialisme kemudian menghitamkan semua pencapaian spirit awal itu dan menjadi santapan kritik sepanjang abad 19 dan 20. Imperialisme adalah buah dari spirit leissure. Kunto berdalih bahwa bukan kaum borjuasi, tapi non-borjuasi yang punya ide hitam itu-walau Kunto sendiri ragu-ragu menunjuk siapa “kaum non-borjuasi” yang menjerumuskan kaum borjuasi ke dalam leissure class itu, sebuah kelas yang boros dan foya-foya. Alasan Kunto, dalam iman masyarakat industri (yang dirancang borjuasi awal), leissure adalah sebuah anakronisme.
Yang diapresiasi Kunto dari spirit borjuasi hanyalah spirit borjuasi awal yang menurutnya membawa perubahan radikal. Spirit inilah yang diangankannya kelak bisa mengubah struktur masyarakat kita, khususnya umat Islam.
b.      Pengaruh revolusi Prancis bagi Indonesia, dapat dilihat pada masa pemerintahan pada masa pemeritahan Raffles di indonesia dengan kebijakan sistem sewa tanah di Indonesia. Dampak dari revolusi prancis di indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
1. Politik:
Ø  Barkembangnya paha Liberal, hal ini terlihat dengan pemerintahan Raffles, yang memberikan kebebasan kepada rakyat pribumi, untuk memiliki tanah dan bebas menanam tanaman apa saja. Dan sistem feodal berusaha dihilangkan dengan mengurangi peran bupati maupun kepala desa, yamh tidak lagi menerima pajak feodal melainkan gaji dari pemerintah kolonial.
Ø  Menyadarkan rakyat menuntut kebebasan, menentang kekuasaan asing, sehingga di Indonesia mulai muncul benih-benih semangat  nasionalisme.
2. Ekonomi:
Ø  Sistem ekonomi berubah menjadi sisitem ekonomi Liberal, petani menjadi pemilik tanah dan hanya membayar pajak pada negara
Ø  Hapusnya pajak feodal
Ø  Berkembangnya industri terutama di Eropa, sehingga di indonesia mulai dijadikan daerah pemasaran produk-produk industri Eropa. Hal ini ditandai dengan mulai masuknya barang-barang impor.
Ø  Indonesia mulai mengenal sistem ekonomi uang.
3. Sosial:  
Ø  Muncul golongan buruh, petani, kaum kapitalis. Golongan pertama dan kedua ini umumnya dalah masyarakat pribumi, sedangkan golongan yang terakhir didominasi oleh orang asing Eropa
Ø  Hapusnya feodalisme diganti susunan masyarakat yang dibedakan menurut fungsinya.
Ø  Setiap warga negara berhak mengenyam pendidikan, sehingga di indonesia mulai didirikan sekolah sekolah, walaupun sifatnya masih terbatas dan masih belum merata.
2.       Revolusi Industri:
  1. Revolusi industri oleh banyak sejarawan dianggap sebagai suatu keharusan di dalam sejarah umat manusia karena dalam sejarahnya, revolusi industri tidak serta merta ada begitu saja. Revolusi ini muncul sesudah masyarakat Eropa melampaui masa kegelapan. Masa di mana “pemikiran” mereka mengalami ke-mandeg-an. Renaisance yang muncul pada abad 17 membuat manusia Eropa terlecut, dan kembali ke jalan pemikiran. Dan kesadaran berfikir inilah yang memiliki peran penting membawa manusia Eropa (Inggris khususnya) ke dalam sebuah perubahan besar.
            Revolusi industripun lahir, di antara puing-puing peradaban Yunani. Manusia-manusia Eropa bergerak, dan segera merubah dunia mereka. Corak agraris, dirubah menjadi industris. Tenaga-tenaga manusia mulai diganti gerak-gerak mesin yang bermunculan setelah ditemukannya mesin uap. Pabrik-pabrikpun segera saja mengisi sudut-sudut Eropa modern.  
            Revolusi industri tidak hanya merubah Eropa dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industris, tapi lebih dari itu. Sistem sosial masyarakatnya pun perlahan berubah. Muncul strata-strata baru di dalamnya. Penggolongan tidak lagi didasarkan pada keturunan dan agama, tidak lagi hanya siapa yang bangsawan dan yang bukan. Kondisi ini ada kerena munculnya kelas-kelas baru, kaum buruh (proletar) dan pemodal (borjuis) yang memegang kapital. Di sini siapa yang mampu mengendalikan kapital dialah yang berkuasa.
            Selain itu karena pemikiran manusia yang terus berkembang sehingga muncul pemikiran-pemikiran maupun penemuan-penemuan baru yang di dasari oleh upaya untuk peningkatan mutu hidup. Karena kebutuhan manusia yang makin lama makin kompleks maka manusia berusaha menciptakan berbagai produksi untuk memenuhi kebutuhannya tersebut yang berujung pada lahirnya Revolusi Industri.
b.      Dampak revolusi industri dalam bidang komunikasi pada abad ke-19 dibandingkan dengan periode awal abad ke-20 adalah ditandai dengan penemuan mesin telegraf pada tahun 1873 oleh William Cooke dan Charles Wheatstone dari Inggrisdan Samuel Morse yang namanyaselalu dikaitkan dengan telegraf juga seorang pelukis, kemudian segi-segi pokok telegraf dikembangkan dengan dua orang sezamannya, yakni Joseph Henry dan Leonardo Gale, tetapi Morse memadu ide mereka dan menemukan sandi telegraf. Penemuannya sendiri tidak banyak lebihnya daripada penyesuaian dan penggabungan penemuan orang lain. Namun kecerdasan mereka memadukan sesuatu dan keterampilan mereka untuk menggugah minat orang lain dan pembiayaanproyek mereka itulah yang membuat impian mereka sukses komersial. Tanpa orang macam itu, revolusi industri, pertanian, perhubungan dan perjalanan pun tetap akan terjadi, tetapi dengan gairah tak begitu dahsyat. Setelah tahunan membujuk Kongres, akhirnya Morse diberi 30.000 dolar oleh pemerintah untuk memasang lin telegraf Washinton Baltimore. Dan penemuan inilah yang merupakan perintis awal kemajuan dalam bidang komunikasi.
Kemudian pada akhir abad ke-19 muncul penemuan baru dalam bidang komunikasi sebagai penyempurana telegraf yaitu dengan ditemukannya telefon. Alexander Graham Bell menemukan telefonnya untuk pertama kali dapat bekerja pada tahun 1876, dunia sudah terbiasa dengan bunyi keletak-kelutuk sinyal sandi telegraf. Tetapi mengeluarkan bunyi yang sesungguhnya dari kawat dalam wujud suara manusia rupanya - bagi umum masa itu - masih dianggap seperti pekerjaan sihir. Pada 18 Oktober 1892, Alexander Graham Bell mengucapkan kata-kata pertamanya melalui sambungan telefon baru Chigago- New York. Pesawatnya adalah hasil penyempurnaan model sederhana yang dipamerkan pertama kali di Philadelphia pada perayaan 100 tahunan. Hal inilah yang menjadi titik kemajuan dalam bidang komunikasi pada awal abad ke-20 dibandingkan dengan abad ke-19 yang masih mengunakan telegraf. Dan pada awal abad ke-20 separuh penduduk Amerika mudah dicapai lewat telefon. Dan kemajuan dalam bidang komunikasi ini semakin berkembang pesat ke Eropa, bahkan dalam perkembangan selanjutnya menjalar ke seluruh dunia. Sekarang telefon sudah lazim dan menjadi mesin yang sangat diperlukan dalam kehidupan modern. Dengan adanya telefon ini maka komunikasi, bahkan dari daerah yang jauh sekalipun menjadi lebih mudah.
3.       Revolusi Rusia:
1.       Ajaran Mikail Bakunin menegenai konsepnya tentang nihilisme dan kebebasan, merupakan perkembangan, kaum sosialis yang tumbuh menjadi aliran yang lebih radikal. Ajaran yang digunakan kaum ini lebih berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai, yaitu membentuk masyarakat sosialis dunia. Seringkali upaya-upaya yang mereka lakukan keluar jauh dari mainstream paham sosialis. Anarkisme, pembantaian dan bahkan mengorbankan bagian dari golongan mereka sendiri, semua itu sah-sah saja. Paham sosialis radikal ini berasal dari ajaran-ajaran Bakunin (1814-1876). Ajaran ini menemukan bentuknya yang paling mengerikan, ketika Rusia menjadi pusat sosialis dunia, era Lenin. Di sini militerisme menjadi alat sosialisme untuk melakukan segala tindak tanduknya. Paradigma masyarakat dunia pun berubah. Sebuah bayangan ketakutan akan muncul apabila nama sosialisme disebut. Sosialisme tidak lagi peduli dengan buruh-buruh di pabrik-pabrik para kapitalis, atau memikirkan bagaimana kesenjangan ekonomi dapat segera di atasi, tapi ia menjadi sibuk dengan urusan para elit-elit penguasa yang haus kekuasaan dan kekayaan.
Dari uraian di ats dapat diambil kesimpulan bahwa ajaran Bakuninyang terkait dengan nihilisme dan kebebasan akansangat berbahaya, karean bentuk radikalnya, dalam bentuk anarkisme yang menghancurkan segala sesuatu yang dianggap menentangnya, serta menuntut kebebasan tanpa hukum dan pemerintah, maka justru akan menimbulkan kekacauan dan ketidak teraturan hidup karena kebebasan yang tidak terbatas tersebut.
2.       Pada awal abad ke-20 banyak di antara anggota masyarakat Rusia yang mengiginkan kembali kehadiran Tsar Nicholas II, adalah karena keagungan dan kebesaran Tsar sebagai pemimpin dan penguasa Rusia masih tertanam kuat dalam diri masyarakatnya. Dalam film dokumentar yang berjudul “The Last Tsar” pada bagian terakhirnay terdapat sebuah pernytaan yang bisa dijadikan titik terang bagi masalah ini, yaitu: “Dulu ketika Tsar masih ada tidak begini, sekarang ikan saja sudah tidak mau memakan umpan pancingan, tidak seperti ketika Tsar masih ada”. Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpuan bahwa banyak di antara anggota masyarakat Rusia memimpikan kembalinya kehidupan ketika Tsar masih bertahta. Hal ini juga dimungkinkan karena dengan kehadiran komunis sebagai penguasa baru yang menjadi harapan untuk kesejahteraan rakyat justru tidak memberikan jalan keluar dan malah semakin menyengsarakan dan membuat betambah parah penderitaan rakyat karena dalam perkembangannya banyak terjadi penyimpangan dari ide pokok awal, yang menjujung tinggi kesejahteraan rakyat, menjadi paham sosialis radikal yang dapat mengorbankan apapun termasuk juga rakyat untuk mamanuhi kepentingannya yaitu memebentuk masyarakat sosialis dunia.


Untuk lebih lanjutnya…….
1.    Pastikan anda menjadi pengikut blog ini
2.    Kirim email ke: sangajimbojo@gmail.com atau ranggambojo@ymail.com
3.    Gabung di facebook dengan alamat email di atas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar