Rabu, 01 Juni 2011

Lahirnya Semangat Nasionalisme di Perantauan: Para Pelajar Indonesia Di Negeri Balanda (1900-1930)

klik judul untuk mendownload file lengkapnya

A. Latar Belakang
Paham baru yang timbul akibat Perang Kemerdekaan Amerika (1776) dan Revolusi Prancis (1789), banyak berpengaruh pada rakyat yang sedang berjuang untuk mencapai kemerdekaannya. Declaration of independence  yang disusun oleh Thomas Jefferson tanggal 4 Juli 1776, menimbulkan Perang Kemerdekaan Amerika, karena di dalamnya berisi tentang “liberalisme” dan “human rights”. Liberalisme berarti paham kebebasan terhadap individu. Sedangkan human rights berarti paham hak-hak manusia. Inilah yang biasa disebut paham baru, yang banyak berpengaruh terhadap ketidak adilan kekejaman, pemerasan, dan penindasan. Paham baru ini juga turut berpengaruh terjadinya Revalusi Prancis yang menentang otokrasi, feodalisme, dan absolutisme untuk menciptakan prinsip-prinsip demokrasi dalam menyusun masyrakat yang berdasarkan “liberte, egalite, dan “fraternite (kemerdekaan, persamaan hak dan pesaudaraan).
Keadaan di Amerika Serikat pada masa Perang Kemerdekaan Amerika dan keadaan di Prancis pada masa Revolusi Prancis dapat dikatakan sama dengan keadaan di Indonesia pada akhir abad ke-19. Hal itu semua diketahui persis oleh kaum pelajar Indonesia pada akhir bad ke-19. Namun kaum pelajar pada masa itu jumlahnya sangat sedikit di samping itu kaum pelajar sebagian besar banyak berpikir secara feodal. Karena politik kolonial Belanda bertujuan membuat kaum pelajar semata-mata untuk mendukung jalannya pemerintah kolonial. Namun walaupun demikian keadaan dan perubahan yang terjadi di dunia intrenasional ini memberi dampak terhadap perubahan kebijakan pemerintah kolonial di Hindia-Belanda karena di negeri Belanda sendiri paham-paham baru tesebut mulai berkembang dan masuk dan menduduki parlemen. Melalui perdebatan di parlemen kaum liberal memperjuangkan agar dilaksanakannya politik Etis (politik balas budi) di Hindia-Belanda (Indonesia).
Pelaksanaan politik etis oleh pemerintah kolonial Belanda di Indonesia, yang walaupun disebut poitik balas budi setengah hati karena tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup rakyat di negeri jajahan melalui irigasi, transmigrasi, dan edukasi tidak pernah tercapai. Hal ini disebabkan karena yang menjadi tujuan utamanya adalah tetap yaitu negeri jajahan harus memberikan keuntungan bagi negeri induk (Belanda). Dalam bidang edukasi misalnya, pendidikan berjalan dengan sangat selektif dan deskriminasi, hanya orang-orang dari kalangan bangsawan yang mendapat kesempatan utama, selain itu pelaksanaan pendidika awalnya hanya untuk mengatasi kekurangan tenaga administrasi untuk pabrik-pabrik Belanda, sehingga dengan adanya pendidikan dapat mencetak tenaga adminisrasi murah yang cukup hanya bisa membaca dan menulis, karena akan jauh lebih mahal bila harus menggunakan tenaga adminstrasi yang didatangkan dari negeri Balanda. Walaupun demikian, lambat-laun kebutuhan masyarakat Indonesia serta keinginan untuk memperoleh pendidikan menjadi semakin meningkat, sehingga untuk mengatasi keterbatasan pendidikan yang tersedia di Indonesia (pada awal abad ke-20 di Indonesia belum terdapat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta) para pelajar Indonesia, teutama yang berasal dari kalangan bangsawan karena memiliki biaya untuk menyekolahkan anaknya, meneruskan sekolanya di negeri Belanda. Jumlah pelajar Indonesia yang bersekolah di negeri Belanda ini dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat, sehingga di antara mereka mulai membentuk perkumpulan-perkumpulan para pelajar. Pertemuan sering di galang oleh perkumpulan pelajar Indonesia di negeri Belanda ini, dan keadaan serta permasalahan di Hindia-Belanda menjadi topik yang sering dibicarakan. Hal ini menyebabkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan persatuan di antara para pelajar tersebut, yang walaupun mereka berasal dari daerah dan suku yang, rasa senasib dan sepenanggungan sebagai bangsa yang hidup dalam penjajahan justru tumbuh dan tertanam baik di hati para pelajar yang berada di perantauan ini. Mereka tidak lagi melihat Indonesia dari kacamata sempit kedaerahan, keberadaan mereka diperantauan yang jauh dari kampung halaman justru membuat mereka dapat melihat Indonesia secara utuh dengan kacamata yang lebih luas, sehingga memandang penting persatuan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme sebagai alat untuk mengakhiri penjajahan dan mencapai kemerdekaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan berdirinya Indische Vereeniging, yang kemudian berubah menjadi Indonesische Vereeniging, sampai akhirnya menjadi Perhimpunan Indonesia, yang turut mengambil andil cukup besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di masa pergerakan nasional, sehingga di antara para pelajar Indonesia yang bersekolah di negeri Belanda ini banyak yang menjadi tokoh penting dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia. 
Perhimpunan Indonesia merupakan pionir dalam perumusan konsep Indonesia, serta merupakan organisasi yang mengusulkan agar partai-partai politik bersatu dengan program yang dapat mempersatukan partai-partai nasionalis. Perjuangan Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda mempunyai peranan penting bagi kemerdekaan Indonesia namun terkadang kurang diperhatikan, yang dimungkinkan karena pergerakan Perhimpuan Indonesia lebih banyak dilakukan di luar negeri sedangkan yang sering menjadi fokus hanyalah perjuangan yan terjadi di dalam negeri (Sarekat Islam, Budi Utomo, Indische Partij, dan sebagainya). Dari uraian tersebut, menarik kiranya untuk mengakaji tentang para pelajar Indonesia di negeri Belanda sebagai pelopor munculnya semangat nasionalisme  yang tidak terkotak-kotak dan terbatas pada semangat kesuskuan atau kedaerahan yang kerap mewarnai perjuangan rakyat Indonesia pada masa-masa sebelumnya (pra pergerakan nasional) yang selalu berakhir dengan kegagalan. Untuk itulah penulis menyusun makalah dengan mengambil judul ”Lahirnya Semangat Nasionalisme Di Perantauan: Para Pelajar Indonesia Di Negeri Balanda (1900-1930)”.

B. Rumusan Masalah            
1.      Bagaimana latar belakang terjadinya pendidikan para pemuda Indonesia di negeri Belanda?
2.      Bagaimanakah proses munculnya semangat nasionalisme dan terbentuknya organisasi pelajar Indonesia di negeri Belanda?

C. Tujuan
1.      Menguraikan latar belakang terjadinya pendidikan para pemuda Indonesia di negeri Belanda.
2.      Menjelaskan proses munculnya semangat nasionalisme dan terbentuknya organisasi pelajar Indonesia di negeri Belanda.




Untuk lebih lanjutnya…….
1.    Pastikan anda menjadi pengikut blog ini
2.    Kirim email ke: sangajimbojo@gmail.com atau ranggambojo@ymail.com
3.    Gabung di facebook dengan alamat email di atas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar